Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

ANDA SIAPA ??

Ujian Madrasah tinggal menghitung hari. Sebagai orang tua, Pak Slamet tidak ingin anaknya gagal dalam mengikuti ujian kenaikan kelas. Entah sudah berapa tahun si Sodron duduk dibangku Tsanawi, tidak naik-naik ke tingkat 'Aliyah. Hingga akhirnya Pak Slamet pun emosi. Pak Slamet : "Sodron, Pokoknya Bapak tidak mau tahu. Tahun ini kamu harus lulus ujian! Harus bisa naik ke 'Aliyah." Sodron : "Iya, Pak" Pak Slamet : "Jangan cuma iya iya. Kamu tahu tidak, sudah tiga kali kamu tinggal kelas, itu berarti Bapak sudah tiga kali jual sapi buat biaya mondok kamu ditingkat Tsanawi. Kamu tahu, yang butuh biaya bukan cuma kamu. Adikmu itu juga pengen masuk pesantren. Ngerti kamu?" (biaya mondok pesantren itu lebih mahal dari pada kuliah). Sodron : "Mengerti, Pak." Pak Slamet : "Ngerta.. ngerti.. ngerta.. ngerti.. Saja bisamu. pokoknya.. Kalau sampai tahun ini kamu gagal. JANGAN PERNAH MENGENAL BAPAKMU LAGI. Sana kerja cari duit sendiri buat biaya

BULE MASUK MASJID

Seperti biasa, setiap Jum'at pagi santri - santri bergiliran membersihkan masjid. Menyapu, menata sajadah, menyiapkan kotak infaq, sound sistem, mengisi bak wudhu, dan lain-lain untuk persiapan sholat Jum'at. Pagi ini jadwalnya Shomat dan Ahmat yang bertugas. Mereka bersama-sama melakukan tugasnya dengan kompak dan baik. Semua tugas sudah dilaksanakan dengan baik, tinggal mengisi bak wudlu. Shomat pun menyalakan pompa air dan sambil menunggu bak penuh, mereka berdua pergi ngopi sekaligus sarapan di warung sebelah Masjid. Sekembalinya mereka berdua dari sarapan dan hendak mematikan pompa air. Betapa terkejutnya mereka berdua ketika melihat ada seorang Bule yang sedang tiduran dilantai teras Masjid. Karena kelelahan dan kepanasan, bule itu menumpang berteduh. Karena kebingungan, Shomat dan Ahmat pun menemui Kiyai Sodron. Shomat : "Kiyai...! Kiyai...!" (setengah berteriak, shomat berlari menuju dalemnya kiyai, disusul ahmat dibelakangnya.) Kiyai Sodron : "Ada apa in

GURAUAN RASULULLAH

Datang seorang nenek tua menemui Rasulullah. Beliau berkata kepada wanita tua renta itu, "Seorang nenek tidak bisa masuk surga." Kontan pecahlah tangis nenek itu. Membayangkan betapa menderita nasibnya kelak di hari kiamat. Rasulullah seraya tersenyum berkata, "Engkau bukan seorang nenek tua pada saat masuk surga. Karena Allah berfirman "Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan." (QS. Al Waqiah 35-36) * * * Suatu hari nabi Saw bersama sayidina Ali , sedang memakan kacang, sayidina Ali memindahkan kulit kacangnya didepan Nabi Saw. Tak lama berselang para sahabat yang lain datang, setelah mengucap salam para sahabat bertanya.., "ya Nabi banyak sekali kacang yang dimakan hingga kulitnya menumpuk begitu banyak." Lalu Nabi menjawab, "Aku memang banyak memakan kacang, tapi tidak dengan kulitnya, sedangkan Ali memakannya tanpa menyisakan kulitnya, lihatlah tiada satupun tersisa." Para sahabat tersenyum melihat Ali tersipu... * * * Seorang wanita

DOA AMPUH PENGUSIR SYETAN

Sebut saja si Salim, saat itu usianya baru sekitar 16 tahun. Dia kini tengah duduk di bangku kelas 1 MAN di Jember. Seminggu yang lalu orang tuanya baru saja pindah rumah. Rumah yang kini ia tempati adalah rumah bekas peninggalan jaman belanda. Jadi tak heran jika bentuk rumah itu agak beda dari rumah-rumah yang lain. Awalnya sih tidak ada tanda-tanda keanehan pada rumah itu. Namun setelah hampir sebulan, barulah Salim mengalami sebuah kejadian yang cukup menyeramkan. Pernah suatu malam Salim terbangun dari tidurnya karena kebelet pengen buang air kecil. Dia lihat jam sudah menunjukan pukul 02:00 WIB. Langsung saja deh dia lari ke toilet dan melepaskan hajatnya. Setelah selesai pipis, Salim balik lagi kekamarnya untuk tidur kembali. Namun ketika baru keluar dari toilet, tiba-tiba terdengar suara orang tertawa cekikikan dari arah kamarnya. Dia pikir itu ibunya, tapi ngapain malam-malam begini ibunya ke kamar Salim...??? Salim pun mencoba untuk biasa saja walau sebenernya dia merasakan a

MANTRA SAKTI

Dikisahkan oleh Jalaludin Rumi bahwa pada suatu hari, Isa putra Maryam, berjalan-jalan di padang pasir dekat Yerusalem bersama-sama sejumlah orang yang hatinya masih dikuasai ketamakan. Mereka memohon agar Isa memberitahukan kepada mereka sebut saja "Mantra" yang dipergunakannya untuk menghidupkan orang mati. Isa berkata, "Kalau kuberitahukan pada kalian, kalian akan menyalahgunakannya." Kata mereka, "Kami sudah siap dan pantas untuk mendapatkan pengetahuan semacam itu. Lagipula hal itu akan menguatkan iman keyakinan kami." "Kalian tidak tahu apa yang kalian minta," katanya, tetapi diberitahukannya juga tentang Mantra itu. Segera sesudah itu, orang-orang tersebut berjalan di suatu tempat yang ditinggalkan (tak berpenghuni) dan mereka melihat setumpuk tulang yang sudah memutih. "Mari kita coba kekuatan Mantra itu," kata mereka satu sama lain, dan dibacalah mantra itu. Tak lama setelah Mantra itu diucapkan, tulang-tulang itu pun perlahan-

BEDA KEYAKINAN

Suatu sore di komplek pesantren, di bawah pohon kelapa tampak 2 santriwati yang sedang asyik ngobrol. Sebut saja Santi dan Sinta. Santi : "Sin, nanti selepas akhirus sanah, kamu mau ngapain?" Sinta : "Aku pengen ngajar ngaji aja di rumah. Kebetulan belum ada disekitar rumah. Kasihan anak-anak dilingkungan sekitar rumah masih banyak yang belum bisa ngaji." Santi : "Oh, bagus itu. Semoga Allah meridho'i." Sinta : "Aamiin... Syukron do'anya. Eh, kalau kamu sendiri gimana?" Santi : "Emmh... Aku sih pengen nikah." Sinta : "Aamiin... Apa sudah ada calon?" Santi : "Insya Allah sudah ada di kampung." * * * Setelah akhirus sanah, Santi dan Sinta berpisah. Mereka memilih jalan hidup mereka masing-masing. Beberapa tahun kemudian, tanpa sengaja mereka bertemu disebuah acara tabligh akbar. Santi : "Assalaamu'alaikum, eh kamu Sinta kan?" Sinta : "Wa'alaykum salam, iya. Eh, kamu Santi ya?" Santi

SMS S3S4T

Beberapa menit lagi masuk waktu maghrib. Sodron bergegas ke Masjid untuk bersiap mengumandangkan adzan. Di tengah perjalanan, tepat di pertigaan sempit Sodron dikejutkan oleh Semprul yang berjalan setengah berlari hingga,.... "Bruuugh.." Tabrakan antar badan pun tak dapat dihindari. "Masya Allah, Prul... Semprul... Ngapain kamu lari lari kaya orang dikejar kejar syetan." Sodron berkata, karena sarungnya tampak kotor setelah jatuh. "Maaf, Dron. Maaf.. Ini aku buru-buru mau beli pulsa." Semprul memohon maaf. "Cuma mau beli pulsa, ngapain buru-buru amat sih. Jalan pelan apa ga bisa? Sarung aku kotor nih." "Gawat nih, Dron. aku dapat SMS, kalau tidak segera aku sebar nanti aku bisa kena musibah." "Ya Allah, Prul... Hari gini kok masih percaya sama SMS gituan. Emang isi SMSnya seperti apa sih?" Sodron penasaran. Semprul segera menyodorkan handphonenya  ke Sodron. Sodron pun membaca isi SMS tersebut yang bunyinya.... Assalamualaikum

NAJIS TAPI TIDAK DOSA

Sabtu sore ba'da ashar, disebuah taman tampak si Sodron sedang JJS (Jalan Jalan Sore). Dengan masih mengenakan Pakaian Kebesarannya ala santri (bukan pakaian kekecilannya loh ya) yaitu sarung, baju koko dan kopiah putih. Dia begitu menikmati suasana taman yang letaknya tak jauh dari pesantren. Tapi sayang, disudut sudut taman terlihat berpasang pasangan muda mudi yang berpacaran. Malem minggu gitcyu loh... Karena risih, Sodron memutuskan untuk pulang ke pesantren. Ketika hendak membalikkan badan, tiba - tiba . . . "Guk..guk...Kaing..kaing..kaing..." Seekor anjing tergeletak di tengah jalan, tertabrak sepeda motor sepasang muda mudi yang melintas kencang dan meninggalkan anjing itu begitu saja. Sodron bingung, antara menolong atau tidak. Anjing itu sudah tak berdaya. "Anjing itu kan najis, ah sudahlah biarkan saja." Begitu pikirnya. Ia pun melanjutkan langkahnya. Namun hatinya masih bimbang. Sodron teringat cerita Kiyainya bahwa ada seorang pelacur yang masuk sur

MASUKKAN PAYUNG

Santri yang ikut ‘ndalem’ rata-rata kalau tidak menghibur ya menjengkelkan Kiyainya. Sebut saja Tukin. Dia adalah seorang santri ‘ndalem’ yang sekaligus menghibur dan menjengkelkan bagi Kiyainya, Kiyai Bisri Musthofa. Pulang dari menghadiri hajatan, Kiyai Bisri meletakkan payung di depan pintu. Setelah hujan reda, beliau menyuruh Tukin untuk memasukkan payung. “Kin, payung itu bawa masuk!” “Inggih, (ya)” kata Tukin sambil lari ke dalam, bukannya ke luar rumah. “Loh, payung di luar itu l!” teriak Kiyai Bisri heran. “Inggih,” jawab Tukin masih terus menuju ke dalam rumah. “Loh, kok kamu malah kesana itu mau apa?” tanya Kiyai Bisri bingung. “Mau cari obeng,” jawab Tukin kalem. “Obeng untuk apa?” tanya Kiyai Bisri semakin bingung. “Untuk nyopot pintu ini, Yai. Payungnya lebar, kalau pintunya tidak dicopot, tidak bisa masuk payungnya.” “MasyaAllah, Tukin, Tukin,” teriak Kiyai Bisri sambil tertawa, “Mengapa tidak telingamu saja yang dicopot?” Ganti Tukin yang bingung. --0o0o0-- Sering kali k

FILOSOFI SANTRI

Santri adalah julukan bagi seorang yang menuntut ilmu pendidikan di sebuah pesantren yang diasuh oleh figur seorang kiyai. Sedangkan siswa / murid adalah sebutan seorang yang menuntut ilmu di pendidikan formal. Predikat santri mempunyai makna yang sangat luas yang harus kita mengerti dan kita jalani. Santri bukanlah sebutan asala-asalan yang dilontarkan oleh leluhur kita dulu. Yang mana seperti kita ketahui bahwa pesantren merupakan lembaga tertua di indonesia, semenjak penyi’ar agama islam datang di negara kita. SANTRI berasal dari bahasa sangsekerta yaitu San artinya suci dan Tri artinya Tiga. Jadi, maknanya santri harus suci dari tiga perkara, yaitu ; suci dari kema’siatan, suci dari kedzholiman dan suci dari kebodohan. Itulah ma’na santri kalau kita fahami betul dari bahasa leluhur kita. * * * Ma’na santri pun bila kita kaji lebih dalam lagi mecakup beberapa pengertian yang luas. Kata Santri terdiri dari lima huruf hijaiyah yaitu : SIN, NUN, TA', RO' dan YA' - Sin adala

DARIPADA JADI PENC0P3T

Kyai Arwani adalah Kyai yang terkenal dengan hafalan Qur'annya. Pesantrennya yang diasuhnya "Yanbu'ul Qur'an" di Kudus menjadi salah satu kiblat para hafidz-hafidzoh di Jawa Tengah. Suatu hari ketika bepergian, di saat beliau turun dari bus di terminal Terboyo Semarang, Kyai Arwani kecopetan. Entah sudah tahu atau memang pura-pura tidak tahu, Kyai Arwani tidak perduli jika baru saja kecopetan. Santri yang mendampingi dan tahu kejadian kecopetan terkejut, seketika itu pula mereka pada mengejar pencopetnya. "Copet...! Copet...!" teriaknya sambil mengejar. Suasana menjadi gaduh, serabutan, karena orang lain ikutan mengejar pencopet. Tapi sayang, pencopetnya terlalu lincah berlari dan tampaknya cukup menguasai medan hingga gagal ditangkap. Para santri pada kecewa dan marah-marah pada pencopet yang sudah raib itu.  Berani-beraninya si copet mengganggu sang Kyai, begitu kira-kira pikir mereka. Copetnya pun keterlaluan, tidak lihat-lihat siapa yang akan dijadik